My Adventure

9/25/2013

Pancuran Muka Kuning, Taman Wisata Alam yang Tersembunyi
 
 
 
 
     Di awal aku menulis blog ini,dulu sudah aku ceritakan tentang pancuran yang terdapat jauh di tengah hutan Muka Kuning sana katanya. Kalau belum ke sana dan melihatnya sendiri rasanya belum bisa percaya. Batam yang notabene tidak mempunyai gunung (adapun paling bukit dengan ketinggian kurang dari 800 Mdpl), jadi banyak yang bertanya darimana asal pancuran tersebut. Sudah hampir satu tahun yang lalu rencana ke sana telah di buat, tapi karena tidak juga menemukan waktu yang pas, maka baru minggu kemarin lah aku dan dua orang temanku (Bagus & Jarwo) mencoba membuktikan dan  melihat sendiri seperti apa Pancuran Muka Kuning tersebut.
 
    Hari minggu tanggal 23 September 2013 kemarin, kami bertiga sudah berniat akan ke sana dari minggu yang lalunya. Karena minggu yang lalu cuacanya tidak mendukung, jadi kami baru bisa kesana pada minggu itu. Rencana awal kami, motor kami titipkan di Plasa Batamindo (supaya agar aman, juga karena cuma dari titik itu kami dapat info untuk memulai perjalanan dari membaca sebuah blog). Saat itu kami benar – benar tidak tahu arah, hanya mengandalkan tulisan dari blog tersebut yang isinya menurutku kurang lengkap. Jadi kami berangkat pagi2 agar tidak terlalu kesingan kalau misalnya kami tersesat nantinya. Dan di blog ini saya mencoba memberikan petunjuk yang cukup jelas bagi teman – teman yang ingin ke tempat tersebut.
     Jika kalian dari Batu Aji dan tidak membawa motor, bisa juga naik bimbar, lalu turun di depan Plasa Batamindo. Karena kami memarkir motor di Plasa Batamindo, jadi kami harus menyeberang lewat jembatan penyeberangan. Lalu di lanjut berjalan ke arah Desa Nusantara (dikenal juga Desa Dam atau Kampung Aceh). Cuaca yang terik dan jalan yang benar2 kita tidak ketahui membuat kami selalu bertanya – tanya apakah jalan yang kami lalui benar atau tidak. Sampai akhirnya kami sampai di Pos securiti seperti yang di jelaskan di blog tersebut. Kami pun mulai yakin dengan arah yang kami lalui.
 

    Dari sini kami mulai melewati daerah hutan, karena Pos tadi merupakan gerbang memasuki kawasan Wisata Alam Muka Kuning. Dari sini kami mengikuti pagar besi yang membatasi hutan dengan Dam. Sampai di ujung Pagar besi, ada dua jalan yang ada, yaitu naik ke atas bukit atau memasuki kawasan hutan. Karena pagar besi tersebut sudah terbuka seperti memang ada yang sengaja membuatnya, jadi kami putuskan untuk masuk ke pagar besi tersebut (karena menurut info kita harus menyusuri Dam Muka Kuning).
 

    Berjalan di tengah suasana hutan seperti itu sangat membuat aku kangen dengan Gunung dan Hutan di Pulau Jawa sana. Beberapa menit kemudian sampailah kami di jembatan 1 (jangan dibayangkan seperti jembatan Barelang loh ya). Jembatan ini hanyalah sebuah pohon besar yang di jatuhkan ke air dan dijadikan jembatan untuk menyeberang. Dan untuk sampai ke Pancuran, kami harus melewati 4 jembatan. Waktu perjalanan nggak terlalu lama sih, dari satu jembatan ke jembatan lain hanya berjarak berapa ratus meter saja. Jam 12 siang kami akhirnya sampai di Pancuran. Tepatnya 1,5 jam perjalanan telah kami lampui untuk sampai ke tempat tersebut.


 
   Terlebih dahulu kami bersantai menikmati suasana hutan yang sangat tenang di sana sambil makan siang (kami bawa bekal makanan dari rumah..hehe). Disana juga masih banyak monyet yang liar loh, tapi jangan sekali2 mencoba berburu mereka loh ya. Itu sangat di larang. Dimana pun kita berada, jangan sampai merusak ekosistem yang ada.
   Waktu bersantai pun selesai, saatnya menikmati berenang di Pancuran. Bagi yang tidak bisa berenang jangan coba2 ke tengah loh ya, karena airnya cukup dalam. Tapi hanya aku dan Bagus yang berenang, dan Fajar menjaga barang2 dan bagian untuk dokumentasi.. hehe..Disepanjang perjalanan menuju ke sana ternyata banyak banget orang yang pergi untuk memancing. Padahal di sana tempatnya jauh dari keramaian (mungkin banyak ikannya di situ ya..hehe). Untuk yang ingin mencoba ngecamp di sana juga terdapat tanah lapang yang cukup luas loh. Pengen rasanya kapan2 mencoba ngecamp di sana.
 

   Untuk yang ingin mencoba dan penasaran ke sana, persiapkan apa saja alat dan kebutuhan yang di butuhkan untuk ke hutan ya, jangan asal ke sana tanpa persiapan. Apalagi kalau saat musim hujan, karena jalannya pasti akan licin, jadi kalian harus berhati2. Dan ingat, jaga kebersihan. Bawa pulang sampah yang kalian bawa saat datang.
 
 “Janganlah Meninggalkan Sesuatu kecuali Jejak”
  “Janganlah Mengambil Sesuatu kecuali Gambar”
  “Janganlah Memburu Sesuatu kecuali Waktu”
 
 
Koleksi Foto :








 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

2 komentar:

  1. Kalau dari Taman Lestari RSS ke Pancura tersebut juga bisa..anak puskopkar sudah sering ke sana....naik motor bisa sampai tambak lele...lal jalan setapak masuk hutan

    BalasHapus
    Balasan
    1. sebenernya banyak jalan juga kok pak menuju sana,,saya sudah mencoba 2 jalur kesana..tapi jalur yang satunya masih sangat liar,jadi masih susah dilewati,,

      Hapus