My Adventure

12/11/2013


Ocarina




Satu tempat lagi nih di Batam yang asyik buat nongkrong, baik buat muda - mudi, keluarga, maupun beramai - ramai bersama teman - teman yaitu Pantai Ocarina atau Coastarina. Ocarina ini tempatnya sangat strategis, yaitu sangat dekat dengan salah satu tempat yang cukup rame di Batam, yaitu Batam Center. Batam Center sendiri juga merupakan tempat pusat pemerintahan Kota Batam. Semua perangkat Pemerintahan hampir ada di sana, bisa juga dibilang merupakan Ibukota dari Batam .Disana juga terdapat berbagai fasilitas umum seperti Mall (Mega Mall), Taman Bermain (Engku Putri) atau banyak orang yang menganggapnya sebagai Alun - Alun Kota Batam,Masjid Agung, Pelabuhan baik lokal maupun ke Singapura, Universitas, dll. Tapi untuk tingkat keramaian, Batam Center ini masih kalah dari Nagoya sebagai pusat perbelanjaan dan bisnis di Batam. Tidak seperti Pantai yang lainnya yang jaraknya lumayan jauh dari keramaian. Dengan konsep yang memang dijadikan tempat untuk berekreasi keluarga khususnya, Ocarina ini menyediakan berbagai wahana dan permainan yang dapat dinikmati baik secara gratis maupun membayar. Untuk yang secara gratis ada taman bermain buat anak - anak kecil, taman rumput untuk bersantai keluarga. Untuk yang membayar yaitu ada kolam renang untuk anak - anak, paint Ball, Wahana Kincir Angin, Jet Ski, Penyewaan Sepeda, Foto langsung jadi, ada juga tempat makan tepi pantai yang pasti sangat indah suasanannya. Salah satu yang terkenal dari Ocarina ini adalah tulisan COASTARINA yang sangat besar,mirip dengan tulisan yang ada di pantai Losari, Makassar (Di Pantai Losari bertuliskan PANTAI LOSARI).




Walaupun tempat ini berada di Batam Center yang notabene banyak orang yang berdatangan, tapi untuk ke tempat ini harus menggunakan kendaraan pribadi, karena tidak ada kendaraan umum yang melintas ke sana. Ada juga Cuma sampai jalan besar saja, dan masih harus berjalan cukup jauh. Aku sudah seringkali mengunjungi tempat ini. Karena untuk mengunjungi tempat ini tidaklah harus pada hari libur, karena sangat mudah dan dekat untuk ke sana, jadi bisa ke sana walaupun pada sore hari. Tapi memang kalau pas hari libur seperti Hari Minggu itulah banyak pengunjung yang datang.







Tapi walaupun sudah sering kesana, nggak tau kenapa nggak pernah merasa bosan saja untuk terus kesana. Mungkin karena pemandangan di sana yang indah,apalagi waktu saat menjelang senja,langit senja dan suasana tempatnya yang seperti tidak di Indonesia kalau kita berada di sana. Hal menarik lain yang ada di sana yaitu adanya patung – patung 12 Shio. Patung – patung tersebut di letakan berbaris dengan jarak sekitar 2 – 3 meter antar patungnya,di mulai dari pintu masuk Ocarina sampai ke dalam. Jadi para pengunjung bisa berfoto dengan shio yang sesuai dengan Shio mereka ataupun Shio dengan patung paling keren menurut mereka.



Adanya tempat yang seperti ini semoga bisa di jaga oleh semua pengunjung yang datang, agar tempat ini selalu bisa memikat para pengunjung lain saat datang ke tempat ini. Karena, yang dating ke tempat ini bukanlah hanya para orang yang berada di Batam saja, tapi banyak juga turis yang datang ke tempat ini. Dan berharap saja, makin banyak tempat yang seperti ini yang di buat oleh Pemerintah Batam.

Foto -foto:






                                                        Salah satu patung shio (Shio Naga)

9/25/2013

Pancuran Muka Kuning, Taman Wisata Alam yang Tersembunyi
 
 
 
 
     Di awal aku menulis blog ini,dulu sudah aku ceritakan tentang pancuran yang terdapat jauh di tengah hutan Muka Kuning sana katanya. Kalau belum ke sana dan melihatnya sendiri rasanya belum bisa percaya. Batam yang notabene tidak mempunyai gunung (adapun paling bukit dengan ketinggian kurang dari 800 Mdpl), jadi banyak yang bertanya darimana asal pancuran tersebut. Sudah hampir satu tahun yang lalu rencana ke sana telah di buat, tapi karena tidak juga menemukan waktu yang pas, maka baru minggu kemarin lah aku dan dua orang temanku (Bagus & Jarwo) mencoba membuktikan dan  melihat sendiri seperti apa Pancuran Muka Kuning tersebut.
 
    Hari minggu tanggal 23 September 2013 kemarin, kami bertiga sudah berniat akan ke sana dari minggu yang lalunya. Karena minggu yang lalu cuacanya tidak mendukung, jadi kami baru bisa kesana pada minggu itu. Rencana awal kami, motor kami titipkan di Plasa Batamindo (supaya agar aman, juga karena cuma dari titik itu kami dapat info untuk memulai perjalanan dari membaca sebuah blog). Saat itu kami benar – benar tidak tahu arah, hanya mengandalkan tulisan dari blog tersebut yang isinya menurutku kurang lengkap. Jadi kami berangkat pagi2 agar tidak terlalu kesingan kalau misalnya kami tersesat nantinya. Dan di blog ini saya mencoba memberikan petunjuk yang cukup jelas bagi teman – teman yang ingin ke tempat tersebut.
     Jika kalian dari Batu Aji dan tidak membawa motor, bisa juga naik bimbar, lalu turun di depan Plasa Batamindo. Karena kami memarkir motor di Plasa Batamindo, jadi kami harus menyeberang lewat jembatan penyeberangan. Lalu di lanjut berjalan ke arah Desa Nusantara (dikenal juga Desa Dam atau Kampung Aceh). Cuaca yang terik dan jalan yang benar2 kita tidak ketahui membuat kami selalu bertanya – tanya apakah jalan yang kami lalui benar atau tidak. Sampai akhirnya kami sampai di Pos securiti seperti yang di jelaskan di blog tersebut. Kami pun mulai yakin dengan arah yang kami lalui.
 

    Dari sini kami mulai melewati daerah hutan, karena Pos tadi merupakan gerbang memasuki kawasan Wisata Alam Muka Kuning. Dari sini kami mengikuti pagar besi yang membatasi hutan dengan Dam. Sampai di ujung Pagar besi, ada dua jalan yang ada, yaitu naik ke atas bukit atau memasuki kawasan hutan. Karena pagar besi tersebut sudah terbuka seperti memang ada yang sengaja membuatnya, jadi kami putuskan untuk masuk ke pagar besi tersebut (karena menurut info kita harus menyusuri Dam Muka Kuning).
 

    Berjalan di tengah suasana hutan seperti itu sangat membuat aku kangen dengan Gunung dan Hutan di Pulau Jawa sana. Beberapa menit kemudian sampailah kami di jembatan 1 (jangan dibayangkan seperti jembatan Barelang loh ya). Jembatan ini hanyalah sebuah pohon besar yang di jatuhkan ke air dan dijadikan jembatan untuk menyeberang. Dan untuk sampai ke Pancuran, kami harus melewati 4 jembatan. Waktu perjalanan nggak terlalu lama sih, dari satu jembatan ke jembatan lain hanya berjarak berapa ratus meter saja. Jam 12 siang kami akhirnya sampai di Pancuran. Tepatnya 1,5 jam perjalanan telah kami lampui untuk sampai ke tempat tersebut.


 
   Terlebih dahulu kami bersantai menikmati suasana hutan yang sangat tenang di sana sambil makan siang (kami bawa bekal makanan dari rumah..hehe). Disana juga masih banyak monyet yang liar loh, tapi jangan sekali2 mencoba berburu mereka loh ya. Itu sangat di larang. Dimana pun kita berada, jangan sampai merusak ekosistem yang ada.
   Waktu bersantai pun selesai, saatnya menikmati berenang di Pancuran. Bagi yang tidak bisa berenang jangan coba2 ke tengah loh ya, karena airnya cukup dalam. Tapi hanya aku dan Bagus yang berenang, dan Fajar menjaga barang2 dan bagian untuk dokumentasi.. hehe..Disepanjang perjalanan menuju ke sana ternyata banyak banget orang yang pergi untuk memancing. Padahal di sana tempatnya jauh dari keramaian (mungkin banyak ikannya di situ ya..hehe). Untuk yang ingin mencoba ngecamp di sana juga terdapat tanah lapang yang cukup luas loh. Pengen rasanya kapan2 mencoba ngecamp di sana.
 

   Untuk yang ingin mencoba dan penasaran ke sana, persiapkan apa saja alat dan kebutuhan yang di butuhkan untuk ke hutan ya, jangan asal ke sana tanpa persiapan. Apalagi kalau saat musim hujan, karena jalannya pasti akan licin, jadi kalian harus berhati2. Dan ingat, jaga kebersihan. Bawa pulang sampah yang kalian bawa saat datang.
 
 “Janganlah Meninggalkan Sesuatu kecuali Jejak”
  “Janganlah Mengambil Sesuatu kecuali Gambar”
  “Janganlah Memburu Sesuatu kecuali Waktu”
 
 
Koleksi Foto :








 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

9/23/2013


Snorkeling di Pulau Labun
 
 
      Tepatnya Bulan Agustus kemarin setelah Perayaan Hari Idul fitri, sekitar seminggu setelahnya aku mencoba untuk ikut snorkeling yang diadakan oleh kenalan temanku. Untuk pertama kalinya aku akan mencoba snorkeling karena rencana snorkeling di Karimun Jawa belum juga terpenuhi. Tempat yang akan aku tuju adalah Pulau Labun, tempat yang sangat cocok untuk melakukan snorkeling untuk para pemula. Pulau ini tepatnya terletak di ujung Pulau Galang Baru yang melewati jembatan 6 Barelang, dan masih menyebrang dengan pompong sekitar 30 menitan. Pulau ini juga sangat dekat, dengan Pulau abang yang katanya sangat bagus pantainya. Hanya berjarak sekitar 30 menitan saja. Karena aku ikut acara orang, jadi harus mengeluarkan uang yang lumayan besar, yaitu 350 ribu sudah termasuk untuk snorkeling sekitar 4 jam, makan siang, transport. Tapi nggak apa apa lah, buat pengalaman nggak ada salahnya kan..hehehe
      Hari itu tepatnya hari minggu,kami sepakat berkumpul di Simpang Barelang ( Pertigaan yang merupakan satu satunya jalan untuk menuju jembatan Barelang). Jam 8 pagi pun kami berkumpul. Saat itu cuma ada 5 peserta yang 1 tim denganku (termasuk aku). Tim lainnya yaitu dari rombongan lain yang di kumpulin jadi satu grup dengan kami. Perjalanan memakan waktu selama 2 jam, dan sampai lah kami di Pulau Labun sekitar jam 10 Pagi. Tenyata Pulau labun sendiri memang  merupakan Pulau yang sering di pakai untuk bermalam dan bersnorkeling karena di sana banyak terdapat resort2 yang menyediakan kamar bagi pendatang yang ingin bermalam.
 



 
      Ketua Grup dari King Neptune (yang juga merupakan pemilik acara snorkeling ini) terlebih dahulu mengajak kami berkeliling Pulau Labun yang bisa tergolong Pulau yang kecil jadi kami bisa benar – benar mengelilingi bibir pantai. Lalu di lanjut dengan sedikit briefing, pemanasan, dan mulailah satu persatu mulai turun ke laut untuk bersnorkeling. Walaupun kedalaman air laut untuk snorkeling itu cuma sekitar 2 meter, tapi tetap mengasyikan loh. Karena untuk snorkeling kita hanya melihat dari permukaan dengan bantuan selang udara yang ke atas air untuk bernafas. Ternyata tidak mudah juga loh bersnorkeling itu,perlu beberapa kali untuk bener2 bisa menikmati keindahan alam di bawah laut. Bagi yang pertama kali bersnorkeling mungkin belum bisa berlama – lama di dalam air karena harus benar2 bisa mengatur nafas kita dengan pernafasan mulut. Bagi yang tidak bisa berenang jangan takur untuk mencoba bersnorkeling. Karena kita akan dilengkapi dengan pelampung yang akan menahan tubuh kita untuk tenggelam, dan ada juga sepatu katak yang akan membantu kita berenang,jadi kita tidak akan capek saat berenang.
 
     Hari sudak menjelang sore, akhirnya setelah puas bersnorkeling dan tenagapun sudah sangat capek, aku dan yang lain pun mengakhiri snorkelingnya. Untuk menghindari kemacetan di Jembatan Barelang saat pulangnya, akhirnya kami memutuskan pulang sehabis magrib. Kami pun setuju, dan nggak rugi juga karena sunset Pulau Labun Sangatlah indah.
 

     Bagi kalian yang belum pernah bersnorkeling, silahkan mencoba karena itu sangat menyenangkan. Untuk kalian yang selalu bilang tidak ada waktu, ingatlah “Waktu nggak pernah akan ada kalau kita sendiri nggak mengusahakannya, karena waktu akan selalu berjalan seperti itu,tinggal kita sendiri yang merubah laju waktu tersebut”.
Koleksi Foto :
 


 
 
 

9/14/2013

Pantai Melur, Pesona Pasir Putih di Pulau Galang



       Sudah dua kali aku mengunjungi Pantai ini. Pantai Melur  adalah salah satu Pantai yang ada di Pulau Galang, yaitu Pulau setelah jembatan Barelang ke 5. Pantai ini merupakan salah satu dari deretan Pantai yang di pilih banyak orang untuk berlibur seperti Pantai Melayu, Pantai Mirota,dan Pantai Melur ini merupakan Pantai yang paling jauh. Pantai ini cukup banyak di datangi pengunjung karena pesona pasir putihnya yang mempesona (kalau mungkin yang biasa ke jajaran pantai Gunung Kidul mungkin Pantai ini biasa saja..mungkin loh..tapi untuk penduduk asli Batam khususnya merupakan pantai yang indah yang wajib di kunjungi). Seperti Pantai2 lainnya di Batam yang banyak di kunjungi oleh pengunjung dengan beramai – ramai, bersama keluarga besar, maupun dengan teman satu tempat kerja, di Melur pun juga seperti itu. Banyak sekali sekumpulan orang datang mengunjungi Pantai Melur beramai – ramai. Selain pasir putihnya, Pantai Melur juga menyediakan berbagai sarana permainan yang bisa di nikmati pengunjung seperti Banana Boat, Berkeliling dengan perahu, ada juga penyewaan tikar, juga anda bisa menyewa Ban jika tidak bisa berenang. Dan untuk kualitas sarana lain seperti toilet, di Pantai Melur juga lumyan memadai (dibandingkan dengan pantai lainnya). Dari Melur kalian bisa mengunjungi juga Camp Vietnam, juga Pantai Jabu (lain kali aku ceritakan tentang 2 tempat ini), yaitu tepat sebelum pertigaan Pantai Melur.

       Minggu kemarin, saya bersama kelima teman saya pergi berlibur ke sana. Lumayan lah buat refresing sejenak dari kepenatan aktifitas kerja sehari – hari.  Dari Batu Aji, lokasi Pantai ini lumayan jauh juga, sekitar 1 jam perjalanan bila lalu lintas lancar. Tapi ingat, untuk mencapai Pantai ini harus menggunakan kendaraan pribadi, karena tidak ada angkutan umum yang menyediakan perjalanan ke sana, kecuali jika memang di sewa..hehe



       Pergi kali ini juga sebenarnya atas ajakan teman, jadi lumayan lah untuk mengisi waktu senggang. Sudah cukup siang kami sampai di sana, sekitar jam 12an. Tanpa berlama – lama lagi langsung pakai baju tempur untuk berenang di laut. Seseorang teman pun malah mengajak untuk bermain banana boat, semua temenku pun menyetujuinya. Untuk beramin banana boat hanya perlu membayar RP. 100.000,00 untuk 1 kali putaran dan untuk max 6 – 7 orang / banana boat. Mungkin kalian juga sudah pernah menaiki banana boat juga kan, jadi tahu sensasinya pas kita memang sengaja di jeburka ke laut dengan cara perahu penarik banana boatnya di belokkan secara mendadak.





       Selesai bermain banana boat, kembali aku bermain bola voli dengan yang lain. Tak terasa waktupun begitu cepat berlalu saat kita sedang asik2nya menikmati suatu moment. Kami pun segera bergegas membersihkan badan kami dan bersiap pulang. 


Pantai yang indah seperti ini baiknya ada kesadaran dari para pengunjungnya. Jangan biarkan Pantai ini rusak cuma karena sampah yang pengunjung buang sembarang. Jagalah kelestarian alam kita, karena kita juga yang menikmati.

Salam Indonesiaku, Salam Alamku !!


HAPPY SUNDAY !!!

Koleksi Foto :








9/06/2013

Sikunir, Desa Sembungan, Dieng Plateau, Desa tertinggi di Pulau jawa



              Inilah perjalana yang aku lakukan saat kepulanganku ke Kotaku Tegal,Jawa Tengah kemarin dalam agenda libur lebaran di tambah dengan hari pernikahan kakak kandungku. Tanggal 20 Agustus 2013, terlebih dahulu aku menuju ke Solo dari Tegal. Selain untuk menjemput Yudi dan Karsono yang sudah jauh – jauh hari aku kabari untuk menemaniku ke Bukit Sikunir, juga untuk bertemu dengan teman2 dan saudara2 di sana.
           Rencana perjalanan yaitu hari Rabu kami berangkat. Tapi karena kondisiku dan yang lain masih kecapekan jadi kami tunda keberangkatan, dan akan berangkat pada hari kamis. Untuk sampai ke Dataran Tinggi Dieng (Wonosobo) bisa melalui 2 jalur (dari Solo), yaitu bisa melalui jalur Jogja-Magelang, dan juga melalui jalur Bawen. Bagi teman2 yang mungkin ingin backpackeran ke sana, bisa menggunkan bus. Kalau lewat jalur Jogja-Magelang tinggal naik bus dari Solo jurusan Jogja/Magelang, lalu dilanjut dengan naik bus jurusan Wonosobo, lalu bus Wonosobo – Dieng. Kalau lewat jalur Bawen tinggal naik bus jurusan Solo-Semarang, tapi kemudian turun di terminal Bawen, dilanjut bus Bawen-Wonosobo, lalu bus Wonosobo-Dieng. Kalau mau ke Bukit Sikunir, turun di pertigaan Dieng, di lanjut naik ojek, karena bus akan belok ke kanan (Bukit Sikunir belok ke kiri, nggak ada kendaraan lain selain ojek).
               Jam 10 pagi kami berangkat dari Solo, dan jalur yang kami akan lewati adalah melalui jalur Bawen menuju Wonosobo. Tim yang rencananya hanya 3 orang, mendapat tambahan 3 orang lagi yang merupakan teman dari Yudi.
               Perjalanan yang cukup lama yaitu sekitar 7 jam kita sampai di dataran tinggi dieng (Dieng Plateau). Walaupun perjalanannya lama tapi tidak membosankan karena pemandangan selama perjalanan sangatlah indah, dari pemandangan Gunung Merbabu, Gunung Ungaran dari Bawen, juga Gunung Sindoro dan Gunung Sumbing saat sudah mendekati Kota Wonosobo.


                                          Foto : Pertigaan Utama di Dataran Tinggi Dieng

               Karena tujuan kami akan bermalam (ngecamp) di Bukit Sikunir, yang terkenal dengan golden sunrisenya, jadi kami langsung menuju ke Bukit Sikunir yang berada di Desa Sembungan, yang merupakan desa tertinggi di Pulau Jawa (Katanya desa ini merupakan desa tertinggi setelah pemukiman di Tibet sana lho). Letak desa Sembungan cukup mudah, yaitu dari pertigaan di foto yang atas, ke arah kiri terus mengikuti jalan aspal sampai ketemu desa paling ujung yang sudah tidak beraspal. Kalau ke arah kiri pun maka akan melewati tempat wisata seperti Telaga Warna, Kawah Sikidang, Dieng Plateau Teater, Candi Arjuna, dan tentu saja Sikunir. Juga terdapat Telaga Cebongan yang tepat berada di bawah Sikunir.

                                Foto : Gerbang Masuk Desa Sembungan

                                          Foto : Telaga Cebong dari atas Bukit Sikunir

            Setibanya di Desa Sembungan, kita di sambut lembut oleh warga sekitar. Karena kami ke sana pada hari kamis,sehingga camp khusus untuk para pengunjung yang akan ke Bukit Sikunir pun sepi (hanya ramai saat malam minggu), jadi kami memutuskan beristirahat di Masjid desa tersebut saja. Di desa tersebut juga telah tersedia rumah yang di sediakan untuk bermalam pengunjung yang memang tidak bertujuan ngecamp di Bukit Sikunir (Biasanya mereka akan naik saat waktu sebelum subuh datang). Untuk menginap hanya membayar sekitar 100-200 ribu/malam. Karena kami memang berniat ngecamp di Bukit Sikunir maka kami harus mendaki malam itu juga. Kami mulai mendaki sekitar jam 08.00 WIB (Ba’da Isya), dan motor kita titipkan di rumah warga. Walaupun Bukit yang saya daki tidak begitu tinggi, tapi karena anginnya yang begitu besar (Malam itu pas Bulan Purnama) dan sudah sekitar 1 tahun tidak mendaki, jadi lumayan lah buat mengendorkan otot – otot yang kaku..hehehe

            Jam 9 kurang kami sudah sampai di atas bukit Sikunir, dan seperti biasa hal yang pertama di lakukan adalah, mencari tempat buat ngecamp (Biar bisa langsung siap2 tidur,,haha). Tenda sudah berdiri, makan, minum sudah, lalu saatnya beristirahat untuk bersiap2 pagi sekali menuju shelter tempat untuk melihat golden sunrise di puncak Sikunir. Target jam 4 kami sudah bangun dan bersiap2 ke shelter pada jam setengah 5. Ditemani Badai Angin bukit Sikunir kami pun tidur.

            Tepat jam 4 setelah mendengar bunyi alarm handphone yang memang di set untuk jam 4. Terdengar suara langkah kaki dan gaduh oleh pengunjung lain yang datang mendaki untuk bersiap2 melihat Golden Sunrise. Kami pun tidak mau ketinggalan langsung bersiap menuju ke sebuah tempat yang cukup lapang, merupakan tempat yang memang ideal untuk melihat sunrise. Sesampai di atas, ternyata sudah banyak pengunjung lain yang berkumpul dan bersiap2 menunggu detik2 munculnya Golden Sunrise itu.
Dannnnnnnnnnnn, akhirnya setelah kedinginan terkena badai angin yang masih kencang, terbitlah sang fajar dengan indahnya, dengan warnanya yang mengkilau bagaikan warna sebuah emas yang bersinar.
Dalam hati serasa berkata : "Selamat Pagi Indonesia, Selamat Pagi Alamku".

Koleksi Foto :