Camping Ceria Di Gunung Telomoyo
Gunung telomoyo merupakan salah satu gunung yang berada di
daerah Kabupaten Magelang. Gunung dengan ketinggian yang hanya 1.894 Mdpl ini merupakan gunung yang bisa
memanjakan pendakinya karena puncaknya selain bisa digapai dengan berjalan kaki
seperti gunung – gunung lainnya, gunung telomoyo ini juga bisa digapai dengan
menggunakan sepeda motor. Jadi selain para pendaki, di area puncaknya banyak
pengunjung yang mungkin hanya datang untuk berfoto atau menikmati suasana
gunung telomoyo saja.
Kamis siang tanggal 26 desember 2019 kemarin, aku dan 2
saudaraku (Daffa dan Toni) sudah merencanakan untuk melakukan camping ceria di
gunung telomoyo pada hari itu. Rencananya kami akan berangkat dari rumah
sekitar habis dhuhur agar sesampainya disana belum terlalu sore ataupun malam
yang bisa menyulitkan kita menentukan lokasi camping kita dikarenakan ini
pertama kalinya kita datang kesini ataupun jalan menuju gunung telomoyo ini dan
untuk antisipasi agar kita sudah samapi dilokasi sebelum hujan turun. Disamping
itu, informasi yang kita dapat dari google pun sangat minim seperti area
campnya, nama basecampnya,dll. Sampai jam 2 siang Toni meghubungi dan ternyata
dia masih terjebak macet di jalan Solo – Jogja dikarenakan saat itu merupakan
hari libur natal dan tahun baru yang membuat jalanan pun macet dimana-mana.
Akhirnya aku dan Daffa memutuskan untuk berangkat terlebih dahulu habis ashar
dan Toni akan menyusul kita setelah maghrib.
Perjalanan Solo – Salatiga ditempuh dalam 2 jam dilanjut ke
arah kopeng dan sampai di basecamp ardat pukul set 6 sore. Dan benar saja,
ternyata ada beberapa basecamp di gunung telomoyo ini. Untuk jalur yang
berjalan kaki ada basecamp pandawa dan arsal, sedangkan untuk menggunakan motor
ada basecamp ardat dan jalur dari desa ngablak. Yang paling ramai adalah jalur
ardat karena jalur ini merupakan jalur utama ke gunung telomoyo. Padahal kalau
lewat jalur ini, hampir setengah perjalanan, jalannya berupa aspal yang sudah
rusak sampai pertigaan dengan jalur dari desa ngablak baru mulai aspal halus.
Sedangkan jalur dari desa ngablak sudah full beton sampai pertigaan dengan
jalur dari ardat. Akan tetapi jalur dari desa ngablak ini jarang dilewati
karena mungkin letaknya yang agak susah ditemukan dibandingkan jalur ardat yang
berada di pinggir jalan.
Sesampainya di basecamp ardat, setelah membayar retribusi
sebesar 10 ribu / orang, kita memutuskan untuk langsung menuju ke puncak karena
takut sampai diatas langit sudah gelap. Seperti yang diceritakan diatas, jalur
ardat ini pada awal perjalanan harus melewati jalan aspal yang rusak sampai
bertemu dengan pertigaan jalur beton dari desa ngablak. Setelah itu jalannya
sudah aspal halus sampai puncak. Puncak gunung telomoyo merupakan bangunan
tower pemancar yang apabila malam tiba pintu masuk ke pemancar ditutup oleh
petugasnya. Di puncak juga terdapat landasan untuk gantole yang biasanya
dipakai untuk ajang perlombaan gantole. Nah, dari informasi google yang kita
baca bahwa belum ada lokasi camp area untuk para pendaki maupun pengunjung yang
akan camping di puncak gunung telomoyo. Biasanya mereka mendirikan tenda mereka
di dekat pemancar ataupun didekat landasan gantole. Dalam fikiranku sudah
terbesit niatan kemungkinan akan mendirikan tenda diantara 2 tempat tempat
tersebut, sehingga aku perlu melakukan pengamatan lokasi yang benar-benar aman
untuk didirikan tenda. Namun sesampainya disana ternyata sudah tersedia camp
area yang kata penjaga basecamp dapat menampung cukup banyak tenda.
Hampir setengah jam perjalanan dari basecamp sampai di puncak
gunung telomoyo. Diperjalanan kami banyak bertemu dengan pengunjung yang turun
dari puncak dikarenakan memang sudah mendekati waktu maghrib. Sesampainya di
atas pun kita sudah disambut oleh kabut tebal yang cukup menutupi jalan dan area
sekitar. Kabut ini agak mempersulit kita menemukan camp area yang dimaksud oleh
penjaga basecamp. Nah, kebetulan ada 1 rombongan yang sudah sampai terlebih
dahulu dan sudah mendirikan tenda di camp area, dan merekapun mengajak kita
untuk mendirikan tenda di sebelah tenda mereka. Dan kita pun baru tau keesokan
paginya ternyata tempat kita mendirikan tend adalah di tengah – tengah jalur
menuju camp area yang sebenarnya. Rombongan yang semalem mendirikan tenda di
tengah jalur tersebut dengan alasan bahwa camp area yang sebenarnya melewati
sebuah makam terlebih dahulu, dan mereka takut untuk mendirikan tenda disana
karena malam itu ternyata juga adalah malam jum’at kliwon.
Sepanjang malam rasanya nggak bisa tidur dengan tenang
disamping menyadari bahwa malam itu jum’at kliwon juga sedang menunggu
kedatangan Toni yang katanya akan menyusul habis maghrib karena Toni yang
membawa banyak logistic (aku dn Daffa hanya bawa beberapa cemilan). Aku dan
Daffa pun harus memberi tahu lokasi kita mendirikan tenda kepada Toni juga baru
pertama kali ke gunung Telomoyo. Kita mencari sinyal sampai ke tower pemancar
atas dan baru tahu bahwa ada sepasang suami istri yang memang tinggal di situ
dan berjualan pada pagi harinya. Pemandangan dari tower pemancar atas ini
sangat indah kalau malam, kita bisa melihat hamparan lampu dari kota Salatiga
yang sangat indah. Setelah berhasil memberi kabar kepada Toni akhirnya kita pun
bisa tidur denga tenang. Hingga pukul sekitar jam 10an akhirnya Toni sampai di
tenda kita dan langsung masak mie untuk dimakan Bersama-sama.
Pagi Harinya kita sudah terbangun pukul 5 pagi. Setelah
shalat subuh aku keluar tenda dan menunggu terbitnya matahari yang sebentar
lagi akan muncul. Suasana pagi itupun sudah banyak pengunjung lain yang memang
mereka datang pada saat subuh tiba dengan tujuan ingin menikmati matahari
terbit di gunung Telomoyo. Gunung Telomoyo di kelilingi oleh beberapa gunung
seperti Merapi, Merbabu, Ungaran, Sindoro, Sumbing, Andong dan apabila langit
cerah kita bisa melihat gunung Slamet di kejauhan sana. Juga dikelilingi oleh
Rawa Pening di daerah Ambarawa.
Gunung Telomoyo bisa dijadikan salah satu tempat tujuan
wisata yang tepat untuk melepas penat baik hanya berkunjung untuk menikmati
suasana disana maupun untuk melakukan camping ceria bersama teman – teman atau
keluarga. Mungkin yang perlu ditambahkan adalah fasilitas umum seperti toilet
yang belum ada di camp area dan hanya ada di tower pemancar atas yang apabila
malam dikunci toiletnya.
My adventure will never stop !!!!